Kota Bekasi. Bekasi punya catatan sejarah yang membanggakan. Dari heroisme Karawang-Bekasi karya Sastrawan Chairil Anwar yang melegenda hingga kini. Sampai meninggalkan salah satu riwayat suatu tempat wilayah yang terletak di Jawa Barat, pernah lahir seorang ulama dan pejuang kemerdekaan yang ditakuti penjajah.
KH Noer Ali, ulama kharismatik yang menjadi “singa” saat masa merebut kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah Belanda dan Jepang. Lahir di Babelan, Bekasi, pada tahun 1914. Wawasan keislaman KH Noer Ali tidak perlu diragukan lagi. Ia telah melanglang buana belajar keislaman kepada para ulama besar di Tanah Air maupun di Makkah.
KH Noer Ali kecil mulai belajar mengaji belajar tata bahasa Arab, tauhid, dan fiqih. Kemudian pada saat umur 20 tahun beliau mendapat kesempatan ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji. Kesempatan ini juga dimanfaatkannya untuk meneruskan belajar ilmu-ilmu agama dan dikenal sebagai santri yang cerdas.
Tepat 14 tahun wafatnya, Pada tahun 2006, KH Noer Ali diangkat menjadi pahlawan nasional sekaligus penghargaan Bintang Mahaputra Adipadana. Penganugerahan berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 085/T/Tahun 2006 tanggal 3 November 2006.
Penghargaan diberikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui salah seorang putranya almarhum KH Noer Alie, yaitu KH Moh Amin Noer, Lc dalam rangka Hari Pahlawan di Istana Negara, Jakarta, pada Kamis 9 November 2006.
Pada tahun 1940, ia mendirikan pondok pesantren yang bernama At-Taqwa di ujung harapan. Pondok pesantren tersebut menjadi tempat menyebar ilmu-ilmu agama. KH. Noer Ali juga menjadikan pesantren tersebut sebagai tanda perjuangan melawan penjajah, yang membuat pesantren tersebut diawasi oleh intelejen pemerintah kolonial.
Sejarah mencatat, tahun 1947 KH Noer Ali terlibat pada pertempuran sengit di Karawang-Bekasi dengan tentara penjajah Belanda. KH Noer Ali kala itu memerintahkan warga dan pasukannya untuk membuat bendera merah putih ukuran kecil lalu dipasang di setiap pohon dan tiang. Tujuannya untuk mempertegas bahwa Indonesia masih ada dan siap mempertahankan kemerdekaannya.
KH. Noer Ali adalah sosok kiai yang sudah sangat terkenal dengan kesaktiaannya. Suatu Ketika beliau ditangkap Belanda hanya pasrah saja dan tidak melakukan perlawanan, KH. Noer Ali digiring masuk ke dalam truk tentara Belanda.
Ditengah jalan KH. noer Ali memohon kepada Allah minta perlindungan, Bukan main kagetnya tentara Belanda yang mengawal KH. Noer Ali di dalam truk, KH. Noer Ali menghilang begitu saja dalam pandangan mata tentara Belanda. Membuat nyali tentara Belanda semakin ciut. Si Belut Putih itulah julukan yang di berikan kepada KH Noer Alie.
Selama hidupnya KH Noer Ali mengabdikan pemikiran, jiwa, dan raganya untuk agama, bangsa dan negara. Banyak melahirkan gagasan atau pemikiran besar yang dapat menunjang pembangunan bangsa dan negara, menghasilkan karya besar yang mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat luas atau meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia.
Jalan KH. Noer Ali - Kalimalang :
KH. Noer Ali wafat di usia 78 tahun tepatnya tanggal 3 Mei 1992. Untuk mengenang jasa KH Noer Alie, Pemkot Bekasi mengabadikan namanya di salah satu jalan sepanjang Kalimalang yakni Jalan K.H Noer Ali, dan dijadikan salah satu nama auditorium di Kantor Pemkab Bekasi.
Admin dibekasi.ID menganggap KH Noer Ali sebagai seorang Ayah, Kakek, Pejuang, Ulama yang sangat menginspirasi. KH Noer Ali, may Allah grant him jannatul firdaus and forgive all his sins. Dan semoga Allah swt memberikan rahmat dan keberkahan untuk anak dan cucunya serta semua keturunannya.
Admin dibekasi.ID menganggap KH Noer Ali sebagai seorang Ayah, Kakek, Pejuang, Ulama yang sangat menginspirasi. KH Noer Ali, may Allah grant him jannatul firdaus and forgive all his sins. Dan semoga Allah swt memberikan rahmat dan keberkahan untuk anak dan cucunya serta semua keturunannya.
diary JOURNAL,
> dibekasi.ID (Auls)
> dibekasi.ID (Auls)